Rabu, 16 Desember 2015

makalah tentang konflik



MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
KONFLIK












 









Dosen :
Pak. Ruli Basuni
Disusun oleh :
1.                  Franswandi P.Tindaon
2.                  Nia Hartati br Limbong

PENDIDIKAN DIPLOMA III
AGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA  PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR, PT. ULTRAJAYA TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang” KONFLIK” makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah pendidikan Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Pak Ruli Basuni  selaku dosen pembimbing;
2.      Orang Tua yang telah memberikan dukungan dan semangat;
3.      Dan teman –teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata pelajaran Ilmu Sosial Budaya Dasar guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.









 Cianjur,11 Desember 2015



Daftar isi







BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkewajiban mentaati semua perintahnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa manusia juga merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan individu, individu dan kelompok serta antara kelompok dan kelompok. Dalam melakukan proses interaksi sosial ini kadang terjadi perbedaan pendapat diantara masyarakat yang nantinya akan menjadi sebuah konflik.
Konflik   yang   terjadi   di   Indonesia,   ada juga  yang   diselesaikan   dengan baik hingga berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi  ada  beberapa  konflik justru   berdampak   negatif   hingga  mengakibatkan timbulnya   kerusakan,  menciptakan   ketidakstabilan,   ketidakharmonisan,   dan ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini   konflik   seringkali   terjadi   di   berbagai   elemen   masyarakat.  Hal   demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi. Perbedaan pada individu merupakan potensi manusia yang dapat menjadi potensi positif maupun negatif. Upaya menumbuhkan/mengembangkan potensi positif dan meminimalkan potensi negatif adalah upaya penanganan konflik.
Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi    bagian   hidup   manusia     yang   bersosial   dan   berpolitik   serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik. Konflik   memiliki   dampak   positif   dan   dampak   negatif,   dampak positif   dari   konflik   sosial   adalah   konflik   tersebut   memfasilitasi   tercapainya rekonsiliasi  atas   berbagai   kepentingan.   Kebanyakan   konflik   tidak   berakhir dengan  kemenangan disalah satu  pihak   dan   kekalahan     dipihak    lainnya.
Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis kelamin,strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan dan selalu akan terjadi.
Penanganan konflik terkait dengan kapasitas seseorang menstimulasi konflik, mengendalikan konflik, dan mencari solusi pada tingkat yang  optimum. Kemampuan yang diperlukan dalam rangka penanganan konflik ini terwujud dalam bentuk keluasan pandangan dan wawasan seseorang dalam rnemandang setiap persoalan, baik yang memiliki perbedaan, maupun yang sama dengan kerangka pemikirannya. Ketrampilan penanganan konflik terwujud dalam bentuk pencarian solusi terhadap konflik-konflik yang terjadi sehingga tidak berdampak buruk terhadap individu maupun organisasi. Konflik dapat menimbulkan dampak baik yang sifatnya konstruktif maupun yang destruktif. Karena dampak yang  ditimbulkannya tidak selamanya jelek, maka perlu dikelola dan penanganan yang baik.

B. Identifikasi Masalah                                                                                 

·         Pengertian konflik.
·         Proses terjadinya konflik.
·         Penyebab konflik.
·         Ciri-ciri dan tingkat konflik.
·         Pengaruh konflik terhadap masyarakat.
·         Pengaruh konflik terhadap indivdu.
·         Dampak konflik.
·         Proses pemecahan konflik.

C. Batasan Permasalahan

            Konflik merupakan suatu proses sosial antara satu orang atau lebih yang mana salah seorang di antaranya berusaha menyingkirkan pihak lain. Dalam penulisan karya ilmiah ini kami akan membahas tentang bagaimana proses penyelesaian konflik berdasarkan penyebab konflik tersebut.

D. Rumusan Permasalahan

Ditinjau dari batasan permasalahan kami dapat merumuskan permasalahannya adalah sebagai berikut:
1.    Apa itu konflik?
2.    Apa saja faktor terjadinya suatu konflik?
3.    Bagaimana proses penyelesaian konflik?

E. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1        Untuk mengetahui pengertian dari konflik.
2.      Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan terjadinya konflik.
3.      Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu konflik.

F. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.      Dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada para pembaca tentang proses terjadinya suatu konflik dan dapat mejadi acuan untuk penyelesaian suatu konflik di tengah-tengah masyarakat.
2.      Pembaca dapat mengetahui dan memahami serta mengimplememtasikan bagaimana sikap atau tindakan yang haris kita lakukan menyelesaikan suatu konflik baik itu sebagai orang terlibat dalam konflik, sebagai penengah ataupun sebagai orang luar yang menyaksikan suatu konflik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A.  Pengertian Konflik

Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis membuatnya tidak berdaya.
Pengertian konflik menurut para ahli:
1.      Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan
  1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
  2. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
  3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
















BAB III

METODE PENULISAN


Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskiptif. Metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yang ada. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai gejala social yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan indicator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah variable yang lain.Tujuan metode deskriptif ini ialah:
Ø  Mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala.
Ø  Mengidentifikasi masalah dan memeriksa praktik yang berlaku.
Ø  Menetapkan keputusan apabila oranglain menghadapi situasi yang sama
Di dalam metode deskriptif dibagi lagi menjadi jenis penelitian survei, deskriptif berkesinambungan, penelitian studi kasus, penelitian analisa pekerjaan dan aktifitas, penelitian tindakan , penelitian perpustakaan. Dalam hal ini kami menggunakan metode deskriptif (Penelitian Perpustakaan). Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A.Pengertian Konflik

Konflik adalah salah satu bentuk interaksi antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu. Hal itu lalu menimbulkan perbedaan yang menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Karena ciri-ciri individu dibawa dalam hal interaksi sosial, konflik merupakan hal yang wajar. Dalam kehidupan sehari-hari tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

B.Faktor penyebab konflik


a)      Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
b)     Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
            Seseorang akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu terjadinya kesalahan paham atau perbedaan pendapat yang nantinya dapat menimbulkan konflik.
c)      Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

d)       Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

C.Sumber Konflik


1.      Komunikasi
Misalnya pegawai lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staff lebih pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staff merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya miss understanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
  1. Struktur tugas maupun struktur organisasi
Misalnya dalam hubungan kerja, bagian pemasaran ingin agar produknya cepat laku. Kalau perlu dijual murah dan dengan cara kredit. Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki pembayaran harus tunai agar posisi keuangan perusahaan tetap stabil.
  1. Personal
Misalnya di waktu yang sama, seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang besar.

  1. Lingkungan
Misalnya seseorang yang harus menjual produk dengan harga tinggi, padahal dia sadar bahwa calon konsumennya membutuhkan keuangan untuk ongkos sekolahnya.

D. Cara Mengatasi Konflik


1.    Koersi (coersion), yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan dengan paksaan. Paksaan merupakan suatu cara menyelesaikan pertikaian dengan menggunakan paksaan fisik maupun psikologis. Dalam pelaksanaan akomodasi ini salah satu pihak berada dalam posisi yang lemah.

2.    Kompromi (compromise), yaitu suatu bentuk akomodasi yang dilakukan dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan agar tercapai penyelesaian dari perselisihan.

3.    Arbitrasi (arbitration), yaitu konflik yang dihentikan dengan cara mendatangkan pihak ketiga untuk memutuskan dan kedua belah pihak yang bertikai harus mentaati keputusan tersebut karena bersifat mengikat.

4.    Mediasi (mediation), yaitu penyelesaian konflik dengan mengundang pihak ketiga yang bersifat netral dan tidak hanya berfungsi sebagai penasihat. Keputusan dari pihak ketiga ini tidak mengikat.

5.    Toleransi (tolerantion), yaitu suatu bentuk akomodasi dimana ada sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak yang berkonflik. Bentuk akomodasi ini disebut juga tolerant-participation. Bentuk ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.

6.    Konversi (convertion), yaitu penyelesaian konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.

7.    Konsiliasi (consiliation), yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

8.     Adjudukasi (adjudication), yaitu  suatu penyelesaian konflik melalui pengadilan.

9.    Stalemate, yaitu suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan seimbang, namun terhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur.

10.     Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur korban tewas, berunding, dan sebagainya.

11.     Segregasi  (segregation), yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar diantara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.

12.     Dispasement, yaitu usaha untuk mengakhiri konflik dengan mengalihkan perhatian pada objek masing-masing.

E.Pengelolaan Konflik

Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan :
1.      Disiplin
 Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2.      Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan
 Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya : perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.


3.      Komunikasi
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
4.      Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.





           




BAB V

PENUTUP


A.Kesimpulan

Konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Maka dari itu setiap masyarakat perlu adanya pemahaman yang mendalam tentang penyelesaian konflik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penyelesaian konflik tersebut dan dapan meminimaliskan atau mengurangi terjadinya konflik.

B.Saran

Sebaiknya kita selaku individu yang ada di masyarakat haruslah saling menjaga perasaan dan kenyamanan orang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menghambat keharmonisan kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Dalam konflik yag sering kita jumpai maupun kita alami sebaiknya kita memikirkan penyelesaian yang positif dan menguntungkan satu sama lain agar ketenangan, kenyamanan, dan kesejahteraan kita terjaga dan dalam proses penyelesaiannya pun seharusnya tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan.



DAFTAR PUSTAKA


http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/tugas-sosiologi-makalah-konflik-sosial.html
https://nyamploengan.wordpress.com/2013/10/19/makalah-kelompok-2-konflik-dalam-organisasi/
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar