MAKALAH ILMU SOSIAL
BUDAYA DASAR
KONFLIK
Dosen
:
Pak. Ruli Basuni
Disusun
oleh :
1.
Franswandi P.Tindaon
2.
Nia Hartati br
Limbong
PENDIDIKAN DIPLOMA III
AGRIBISNIS SAPI PERAH
DIVISI KERJASAMA PENDIDIKAN TINGGI PPPPTK
PERTANIAN CIANJUR, PT. ULTRAJAYA
TBK JOINT PROGRAM
POLITEKNIK NEGERI
JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang” KONFLIK” makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah pendidikan Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Pak Ruli Basuni
selaku dosen pembimbing;
2. Orang Tua
yang telah memberikan dukungan dan semangat;
3. Dan teman
–teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
mata pelajaran Ilmu Sosial Budaya Dasar guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.
Cianjur,11 Desember 2015
Daftar isi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENULISAN
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkewajiban
mentaati semua perintahnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa manusia juga
merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial
adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling mempengaruhi antara individu
dan individu, individu dan kelompok serta antara kelompok dan kelompok. Dalam
melakukan proses interaksi sosial ini kadang terjadi perbedaan pendapat
diantara masyarakat yang nantinya akan menjadi sebuah konflik.
Konflik yang terjadi
di Indonesia, ada juga
yang diselesaikan dengan baik hingga berdampak baik bagi
kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi
ada beberapa konflik justru berdampak
negatif hingga mengakibatkan timbulnya kerusakan,
menciptakan
ketidakstabilan,
ketidakharmonisan, dan
ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini konflik
seringkali terjadi di
berbagai elemen masyarakat.
Hal demikian dikarenakan
berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.
Perbedaan pada individu merupakan potensi manusia yang dapat menjadi potensi
positif maupun negatif. Upaya menumbuhkan/mengembangkan potensi positif dan
meminimalkan potensi negatif adalah upaya penanganan konflik.
Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu
menjadi bagian hidup
manusia yang bersosial
dan berpolitik serta menjadi pendorong dalam dinamika dan
perubahan sosial-politik. Konflik memiliki
dampak positif dan
dampak negatif, dampak positif dari konflik
sosial adalah konflik
tersebut memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas berbagai
kepentingan. Kebanyakan konflik
tidak berakhir dengan kemenangan disalah satu pihak dan
kekalahan dipihak lainnya.
Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan perkembangan yang
mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia memiliki perbedaan jenis
kelamin,strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku, agama,
kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah
umat manusia, perbedaan inilah yang selalu menimbulkan konflik. Selama masih
ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindarkan dan selalu akan
terjadi.
Penanganan konflik terkait dengan kapasitas
seseorang menstimulasi konflik, mengendalikan konflik, dan mencari solusi pada
tingkat yang optimum. Kemampuan yang diperlukan dalam rangka penanganan
konflik ini terwujud dalam bentuk keluasan pandangan dan wawasan seseorang
dalam rnemandang setiap persoalan, baik yang memiliki perbedaan, maupun yang
sama dengan kerangka pemikirannya. Ketrampilan penanganan konflik terwujud
dalam bentuk pencarian solusi terhadap konflik-konflik yang terjadi sehingga
tidak berdampak buruk terhadap individu maupun organisasi. Konflik dapat
menimbulkan dampak baik yang sifatnya konstruktif maupun yang destruktif.
Karena dampak yang ditimbulkannya tidak selamanya jelek, maka perlu
dikelola dan penanganan yang baik.
B. Identifikasi Masalah
·
Pengertian konflik.
·
Proses terjadinya konflik.
·
Penyebab konflik.
·
Ciri-ciri dan tingkat konflik.
·
Pengaruh konflik terhadap
masyarakat.
·
Pengaruh konflik terhadap
indivdu.
·
Dampak konflik.
·
Proses pemecahan konflik.
C. Batasan Permasalahan
Konflik merupakan suatu proses sosial antara satu orang atau
lebih yang mana salah seorang di antaranya berusaha menyingkirkan pihak lain. Dalam penulisan karya ilmiah ini kami akan membahas tentang bagaimana
proses penyelesaian konflik berdasarkan penyebab konflik tersebut.
D. Rumusan Permasalahan
Ditinjau dari batasan permasalahan kami dapat merumuskan permasalahannya
adalah sebagai berikut:
1.
Apa itu konflik?
2.
Apa saja faktor terjadinya suatu
konflik?
3.
Bagaimana proses penyelesaian
konflik?
E. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk melengkapi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1
Untuk mengetahui pengertian dari
konflik.
2.
Untuk mengetahui apa saja yang
menyebabkan terjadinya konflik.
3.
Untuk mengetahui apa yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan suatu konflik.
F. Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat
memberikan informasi yang bermanfaat kepada para pembaca tentang proses terjadinya suatu konflik dan dapat mejadi
acuan untuk penyelesaian suatu konflik di tengah-tengah masyarakat.
2.
Pembaca
dapat mengetahui dan memahami serta mengimplememtasikan bagaimana sikap atau tindakan yang haris kita lakukan
menyelesaikan suatu konflik baik itu sebagai orang terlibat dalam konflik,
sebagai penengah ataupun sebagai orang luar yang menyaksikan suatu konflik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Konflik
Konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau konflik berasal
dari kata kerja latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis membuatnya tidak berdaya.
Pengertian konflik menurut para ahli:
1.
Menurut Minnery (1985), Konflik
organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain
berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan
- Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
- Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
- Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat
istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
BAB III
METODE PENULISAN
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini menggunakan
metode deskiptif. Metode deskriptif ialah suatu metode penelitian yang
digunakan dalam Penelitian deskriptif untuk menggambarkan fenomena yang ada.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memberi uraian mengenai gejala
social yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variable bedasarkan
indicator yang diteliti tanpa membuat hubungan dan perbandingan dengan sejumlah
variable yang lain.Tujuan metode deskriptif ini ialah:
Ø
Mengumpulkan informasi actual secara
rinci yang melukiskan gejala.
Ø
Mengidentifikasi masalah dan
memeriksa praktik yang berlaku.
Ø
Menetapkan keputusan apabila
oranglain menghadapi situasi yang sama
Di dalam
metode deskriptif dibagi lagi menjadi jenis penelitian survei, deskriptif
berkesinambungan, penelitian studi kasus, penelitian analisa pekerjaan dan
aktifitas, penelitian tindakan , penelitian perpustakaan. Dalam hal ini kami
menggunakan metode deskriptif (Penelitian Perpustakaan). Penelitian
perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn berhubungan
dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun
tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
proses penelitian. Tujuan
penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan
bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan
fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Pengertian Konflik
Konflik adalah salah satu bentuk interaksi antara satu pihak
dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling
mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Sedangkan kebudayaan adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu. Hal itu lalu menimbulkan perbedaan
yang menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan,
dan lain sebagainya. Karena ciri-ciri individu dibawa dalam hal interaksi
sosial, konflik merupakan hal yang wajar. Dalam kehidupan sehari-hari tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
B.Faktor penyebab konflik
a)
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia
adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
b)
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang
berbeda.
Seseorang
akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya.
Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan
perbedaan individu yang dapat memicu terjadinya
kesalahan paham atau perbedaan pendapat yang nantinya dapat menimbulkan konflik.
c)
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan.
Para tokoh masyarakat
menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan
mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani
menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk
membuat kebun atau ladang.
Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor
guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan,
hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas
terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya
sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat
perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik,
ekonomi,
sosial,
dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok
dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang
terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh
menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan
yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha
mereka.
d)
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar
terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak,
perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada
masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan
memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional
yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat
industri.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi
nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.
Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi
formal perusahaan.
Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang
pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu
yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.
Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat
kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehiodupan masyarakat yang telah ada.
C.Sumber Konflik
1.
Komunikasi
Misalnya pegawai lini memiliki
wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staff lebih pada
memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting,
sementara staff merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya miss understanding di
kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau
bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
- Struktur tugas maupun struktur organisasi
Misalnya dalam hubungan kerja,
bagian pemasaran ingin agar produknya cepat laku. Kalau perlu dijual murah dan
dengan cara kredit. Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki pembayaran harus
tunai agar posisi keuangan perusahaan tetap stabil.
- Personal
Misalnya di waktu yang sama,
seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama
didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang
besar.
- Lingkungan
Misalnya seseorang yang harus
menjual produk dengan harga tinggi, padahal dia sadar bahwa calon konsumennya
membutuhkan keuangan untuk ongkos sekolahnya.
D. Cara Mengatasi Konflik
1.
Koersi (coersion), yaitu suatu bentuk akomodasi yang
prosesnya dilakukan dengan paksaan. Paksaan merupakan suatu cara menyelesaikan
pertikaian dengan menggunakan paksaan fisik maupun psikologis. Dalam
pelaksanaan akomodasi ini salah satu pihak berada dalam posisi yang lemah.
2.
Kompromi (compromise), yaitu suatu bentuk akomodasi yang
dilakukan dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan agar
tercapai penyelesaian dari perselisihan.
3.
Arbitrasi (arbitration), yaitu konflik yang dihentikan
dengan cara mendatangkan pihak ketiga untuk memutuskan dan kedua belah pihak
yang bertikai harus mentaati keputusan tersebut karena bersifat mengikat.
4.
Mediasi (mediation), yaitu penyelesaian konflik dengan
mengundang pihak ketiga yang bersifat netral dan tidak hanya berfungsi sebagai
penasihat. Keputusan dari pihak ketiga ini tidak mengikat.
5.
Toleransi (tolerantion), yaitu suatu bentuk akomodasi dimana
ada sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak yang
berkonflik. Bentuk akomodasi ini disebut juga tolerant-participation. Bentuk
ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang-kadang
toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.
6.
Konversi (convertion), yaitu penyelesaian konflik apabila
salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
7.
Konsiliasi (consiliation), yaitu suatu usaha untuk
mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu
persetujuan bersama.
8.
Adjudukasi (adjudication), yaitu suatu penyelesaian
konflik melalui pengadilan.
9.
Stalemate, yaitu suatu keadaan dimana pihak-pihak yang
bertentangan memiliki kekuatan seimbang, namun terhenti pada suatu titik tertentu
dalam melakukan pertentangannya karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin
lagi untuk maju atau mundur.
10.
Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk
jangka waktu tertentu guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh
diganggu. Misalnya untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur
korban tewas, berunding, dan sebagainya.
11.
Segregasi (segregation), yaitu upaya untuk saling memisahkan
diri dan saling menghindar diantara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka
mengurangi ketegangan.
12.
Dispasement, yaitu usaha untuk mengakhiri konflik dengan
mengalihkan perhatian pada objek masing-masing.
E.Pengelolaan Konflik
Konflik
dapat dicegah atau dikelola dengan :
1.
Disiplin
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk
mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami
peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus
mencari bantuan untuk memahaminya.
2.
Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan
Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai
tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya : perawat junior
yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan
untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3.
Komunikasi
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan
lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan
manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang
efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu
cara hidup.
4.
Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting
untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat
telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali
permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Konflik
sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak
lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam,
menekan, hingga saling menghancurkan. Sedangkan kebudayaan adalah hasil cipta,
rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan dibawasertanya
ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Maka dari itu setiap masyarakat perlu adanya pemahaman yang mendalam
tentang penyelesaian konflik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
dalam penyelesaian konflik tersebut dan dapan meminimaliskan atau mengurangi
terjadinya konflik.
B.Saran
Sebaiknya kita
selaku individu yang ada di masyarakat haruslah saling menjaga perasaan dan
kenyamanan orang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menghambat
keharmonisan kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Dalam konflik yag sering
kita jumpai maupun kita alami sebaiknya kita memikirkan penyelesaian yang
positif dan menguntungkan satu sama lain agar ketenangan, kenyamanan, dan kesejahteraan
kita terjaga dan dalam proses penyelesaiannya pun seharusnya tidak ada satu
pihak yang merasa dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/tugas-sosiologi-makalah-konflik-sosial.html
https://nyamploengan.wordpress.com/2013/10/19/makalah-kelompok-2-konflik-dalam-organisasi/
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar